Kabar viral di era digital semakin menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat. Banyak kabar yang tersebar dengan cepat dan luas melalui berbagai platform media sosial. Namun, tahukah Anda bagaimana mekanisme penyebaran kabar viral di era digital?
Mengenal lebih jauh mekanisme penyebaran kabar viral di era digital sangat penting agar kita bisa lebih bijak dalam menyikapinya. Salah satu faktor utama penyebaran kabar viral adalah kemudahan akses informasi melalui internet. Dengan hanya satu kali klik, informasi bisa tersebar dengan cepat ke berbagai penjuru dunia.
Menurut pakar komunikasi sosial, Prof. Dr. Isbandi Rukminto Adi, M.Si., “Kabar viral bisa terjadi karena adanya efek domino dalam penyebarannya. Ketika satu orang membagikan informasi tersebut, maka orang lain akan ikut membagikannya dan begitu seterusnya. Itulah yang membuat kabar viral bisa menyebar dengan sangat cepat.”
Selain itu, faktor emosi juga turut berperan dalam penyebaran kabar viral di era digital. Kabar-kabar yang mengundang emosi seperti marah, sedih, atau bahkan senang cenderung lebih mudah tersebar dibandingkan dengan kabar-kabar yang bersifat netral.
“Emosi memainkan peran penting dalam penyebaran kabar viral. Manusia cenderung lebih mudah terpancing untuk membagikan informasi yang mengundang emosi daripada informasi yang bersifat objektif,” ujar psikolog sosial, Dr. Dwi Wahyuni.
Namun, perlu diingat bahwa tidak semua kabar viral yang beredar di media sosial adalah benar. Banyak kabar palsu atau hoaks yang sengaja disebar untuk mempengaruhi opini publik. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu melakukan verifikasi terlebih dahulu sebelum membagikan informasi yang kita terima.
Dengan mengenal lebih jauh mekanisme penyebaran kabar viral di era digital, kita diharapkan bisa menjadi konsumen informasi yang cerdas dan kritis. Jangan mudah terpancing emosi dan selalu cek kebenaran informasi sebelum membagikannya. Semoga dengan kesadaran ini, kita bisa menciptakan lingkungan media sosial yang lebih sehat dan beretika.
